Ketegangan meningkat antara militer Israel dengan milisi Houthi di Yaman, usai kedua pihak saling serang sejak akhir pekan lalu.
Saling serang ini diawali dengan serangan rudal kelompok Houthi dari Yaman, yang tembus hingga ke ibu kota Israel Tel Aviv pada Jumat (19/7).
Serangan itu memicu ledakan di Shalom Aleichem dekat gedung Konsulat Amerika Serikat, hingga menewaskan satu orang dan melukai 10 orang lainnya. Israel pun disebut kebingungan usai kebobolan serangan drone Houthi. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, mengaku curiga drone itu adalah model Samad-3 buatan Iran.
Israel balas serang Hodeidah
Tak terima dengan serangan tersebut, Israel membalas dengan menyerang depot penyimpanan bahan bakar dan pembangkit listrik di kota pelabuhan Hodeidah, Yaman, pada Sabtu (20/7).
Serangan itu memicu kebakaran besar, hingga seluruh wilayah Hodeidah mati listrik. Israel pun membenarkan bahwa militernya menjadi dalang di balik serangan ke Yaman."(Serangan itu menargetkan) sasaran militer rezim teroris Houthi di kawasan pelabuhan Hodeidah di Yaman sebagai tanggapan atas ratusan serangan terhadap Israel dalam beberapa bulan terakhir," kata Daniel Hagari.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, juga menegaskan bahawa serangan ke Hodeidah itu untuk mengirim pesan ke Houthi."Houthi menyerang kami lebih dari 200 kali. Tiap pertama kali mereka melukai warga negara Israel, kami akan membalas mereka. Kami akan melakukan ini di mana pun diperlukan," ujar Gallant.