Juru bicara Korean Air menyatakan bahwa perusahaan sedang menyelidiki penyebab pasti insiden KE189 ini. Korean Air juga merencanakan untuk melakukan pemeliharaan pada pesawat tersebut setelah pemeriksaan selesai. Penerbangan akhirnya dialihkan ke keesokan harinya, yakni Minggu (23/6) dan tiba sekitar pukul 12.24 Waktu Taiwan menggunakan pesawat lain.
Beberapa penumpang menyatakan bahwa mereka merasa trauma dan takut untuk bepergian menggunakan pesawat terbang untuk sementara waktu. Seorang penumpang KE189, Hsu, mengungkapkan bahwa dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres sesaat sebelum insiden turbulensi terjadi karena para pramugari tetap duduk di kursi masing-masing. Hsu juga mengatakan bahwa dia dan putrinya menggunakan masker oksigen ketika pesawat mulai terjun bebas. Mereka juga merasakan sakit telinga dan sakit kepala akibat insiden tersebut.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan penerbangan dan perlu ditindaklanjuti dengan penanganan yang cermat. Data dari Badan Keselamatan Penerbangan Internasional (ICAO) menunjukkan bahwa ada 4.170 insiden kecelakaan penerbangan dalam lima tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa keamanan penerbangan masih menjadi tantangan serius bagi industri penerbangan. Ini juga menunjukkan perlunya penerapan standar keselamatan yang lebih ketat dan pemeliharaan pesawat yang lebih teliti.