Respons Keras dari Pakistan
Pakistan tidak tinggal diam. Menteri Luar Negeri Ishaq Dar mengonfirmasi bahwa Islamabad telah mengirimkan surat resmi kepada India, menyatakan bahwa mereka masih menganggap IWT sah dan berlaku. Dalam pernyataannya, Pakistan menyebut langkah India sebagai bentuk “agresi tak langsung” dan memperingatkan bahwa pengalihan aliran air dapat dianggap sebagai "tindakan perang".
Ketergantungan Pakistan terhadap Sungai Indus memang sangat tinggi. Sekitar 80 persen sistem pertanian dan hampir seluruh pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mereka bergantung pada sungai ini. Sejak awal Mei 2025, Pakistan mulai merasakan dampaknya. Aliran air ke beberapa wilayah dilaporkan turun hingga 90 persen dalam waktu singkat, akibat proyek pemeliharaan yang mulai dilakukan India.
Indus Water Treaty: Pilar Perdamaian yang Rawan Runtuh
Perjanjian Indus Water Treaty yang ditengahi oleh Bank Dunia ini telah bertahan lebih dari enam dekade, bahkan di tengah berbagai perang dan ketegangan militer antara India dan Pakistan. Namun, situasi saat ini dinilai sebagai ancaman paling serius bagi kelangsungannya.
Dalam perjanjian, India hanya diperbolehkan membangun proyek-proyek kecil seperti PLTA di sungai yang mengalir ke Pakistan. Di sisi lain, India memiliki hak penuh atas tiga sungai lainnya: Sutlej, Beas, dan Ravi. Kini, India dikabarkan tengah merancang proyek PLTA besar yang akan meningkatkan kapasitas listriknya dari 3.360 megawatt menjadi 12.000 megawatt, serta pembangunan bendungan skala besar yang diperkirakan dapat menyimpan air dalam jumlah signifikan.