Ancaman Amerika Serikat terhadap Korea Utara telah menciptakan tekanan besar bagi Kim Jong-un. Sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh AS telah menyulitkan perekonomian Korea Utara. Oleh karena itu, Kim Jong-un mencari alternatif dengan memperkuat hubungannya dengan Rusia, yang merupakan sekutu tradisional Korea Utara.
Selain itu, kehadiran Amerika Serikat di kawasan Asia-Pasifik juga menjadi perhatian utama bagi Korea Utara. Kehadiran militer Amerika Serikat di negara-negara seperti Korea Selatan dan Jepang, yang merupakan sekutu dekat AS, dianggap sebagai ancaman langsung oleh Korea Utara. Dengan memperkuat hubungan dengan Rusia, Kim Jong-un juga berusaha menunjukkan kepada Amerika Serikat bahwa Korea Utara memiliki alternatif dalam menjalin hubungan internasional.
Pertemuan antara Kim Jong-un dan Vladimir Putin juga menjadi perhatian bagi Amerika Serikat. Kehadiran Rusia sebagai pihak yang dapat mempengaruhi kembali kebijakan luar negeri Korea Utara merupakan tantangan bagi AS. Hubungan antara Korea Utara dan Rusia dapat memberikan tekanan tambahan bagi Amerika Serikat, terutama dalam upaya penyelesaian konflik di Semenanjung Korea.
Dengan demikian, pertemuan antara Kim Jong-un dan Vladimir Putin tidak hanya menjadi strategi diplomasi bagi Korea Utara, tetapi juga menjadi perhatian besar bagi Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan Asia-Pasifik. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran Rusia sebagai pihak yang berpotensi mempengaruhi kebijakan Korea Utara dapat mengubah dinamika politik di kawasan tersebut.