Sebuah konsorsium di Jepang, yang melibatkan raksasa teknologi Fujitsu Ltd. bersama sembilan organisasi lain termasuk NEC Corp., National Institute of Informatics, serta sejumlah universitas, tengah mengembangkan platform pemeriksa fakta berbasis kecerdasan buatan (AI). Proyek ini ditujukan untuk menangkal penyebaran misinformasi yang sering muncul di internet, terutama ketika terjadi bencana maupun menjelang pemilihan umum.
Dilansir Kyodo (14/8), sistem tersebut ditargetkan rampung pada akhir tahun fiskal 2025. AI ini akan mampu menganalisis informasi, mengumpulkan bukti pendukung, hingga menilai keaslian konten yang beredar secara daring. Direktur Senior Proyek di Fujitsu, Dai Yamamoto, menjelaskan bahwa biasanya proses verifikasi kebenaran membutuhkan banyak tahapan, namun dengan teknologi ini keputusan bisa diambil lebih cepat.