Namun, di sisi lain, pihak yang menentang keputusan ICC menganggap hal ini sebagai campur tangan politik yang dapat memperkeruh situasi di Timur Tengah. Mereka berargumen bahwa penegakan hukum di wilayah konflik seperti Palestina menjadi lebih rumit karena faktor politik dan kepentingan internasional yang terlibat.
Reaksi dari pihak terkait juga bermacam-macam. Pemerintah Israel secara tegas menolak keputusan ICC tersebut dan menyebutnya sebagai upaya politis untuk melemahkan legitimasi negara Israel. Surat perintah penangkapan terhadap para politisi Israel tersebut menandai pertama kalinya ICC menargetkan pemimpin tertinggi sekutu dekat Amerika Serikat. Di sisi lain, pihak Hamas juga mengecam langkah ICC dan menegaskan bahwa mereka berhak mempertahankan diri dalam konflik yang terus berlangsung.
Sementara itu, perspektif dari komunitas internasional juga ikut mempengaruhi dinamika konflik ini. Negara-negara Eropa dan Amerika Utara mayoritas memberikan dukungan terhadap keputusan ICC, sementara negara-negara di Timur Tengah dan beberapa negara di Asia lebih cenderung menunjukkan sikap hati-hati dan menekankan pentingnya penyelesaian konflik melalui dialog dan diplomasi.