Pemimpin Houthi menyatakan niat kelompok tersebut untuk mencegah lewatnya kapal-kapal yang terkait dengan pendudukan Israel menyeberangi Samudra Hindia menuju Afrika Selatan dan Tanjung Harapan. AS sendiri telah melancarkan beberapa serangan terhadap lokasi-lokasi di Yaman sejak serangan pertama pada 12 Januari 2024, yang bertujuan untuk menghalangi kelompok Yaman tersebut.
Serangan Houthi terhadap Pangkalan Udara Nevatim menunjukkan bahwa konflik di kawasan Timur Tengah semakin kompleks dan berkelanjutan. Houthi, yang sudah lama berada dalam perang melawan koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman, kini juga aktif dalam operasi-operasi di luar wilayahnya. Nilai strategis pangkalan udara Israel sebagai pusat pertahanan militer membuat serangan ini menjadi perhatian internasional yang mendalam.
Serangan-serangan tersebut turut memengaruhi keamanan di kawasan tersebut dan mendorong reaksi dari negara-negara lain, terutama dari AS. Kepentingan AS di kawasan Timur Tengah yang terkait dengan Israel, Palestina, dan Yaman, menjadi faktor utama dalam respons terhadap serangan-serangan Houthi.
Keberhasilan Houthi dalam melancarkan serangan ke Pangkalan Udara Nevatim menunjukkan ketahanan dan kemampuan operasional kelompok tersebut. Hal ini juga mencerminkan kompleksitas dinamika politik dan pertahanan di kawasan tersebut. Respons internasional terhadap serangan ini akan menjadi penting dalam menentukan arah konflik di masa depan.