Setelah mencapai fase netral, ENSO dapat berkembang menjadi La Nina, yang diperkirakan dapat memicu peningkatan curah hujan di Indonesia. NOAA menyebutkan bahwa potensi La Nina dapat muncul pada Juni-Agustus 2024 (peluang 49 persen) atau Juli-September (peluang 69 persen).
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam Ikhtisar Cuaca per 13 Mei, mencatat bahwa Indeks NINO 3.4 masih bernilai +0.70, dan ditetapkan sebagai El Nino Lemah.
Meskipun demikian, mengapa tidak langsung menyatakan bahwa El Nino telah berakhir?
NOAA menjelaskan bahwa status terkait ENSO memiliki periode minimalnya. Berdasarkan standar sejarahnya, ENSO dianggap telah mencapai fase El Nino atau La Nina apabila ambang batas suhu permukaan laut ini tercapai dalam kurun waktu minimal 5 kali berturut-turut dalam periode 3 bulanan.
Dalam konteks Indonesia, kondisi iklim yang dipicu oleh perubahan fase ENSO memiliki dampak signifikan. Perubahan dari El Nino ke netral-ENSO dan kemungkinan munculnya La Nina dapat memberikan gambaran tentang persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi cuaca dan iklim di masa mendatang. Sebagai negara agraris, Indonesia sangat rentan terhadap fluktuasi iklim, karena hal ini berdampak langsung pada sektor pertanian, ketersediaan air, serta kestabilan sosial ekonomi masyarakat.