Janji Trump untuk mengusir demonstran pro-Palestina ini tentu saja telah menarik perhatian banyak pihak, baik di dalam maupun di luar AS. Para pendukungnya melihatnya sebagai langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan negara, sementara para kritikusnya mengecamnya sebagai tindakan represif yang melanggar hak-hak asasi manusia.
Reaksi terhadap pernyataan ini juga telah muncul di kalangan politisi AS. Beberapa dari mereka mendukung pernyataan tersebut, sementara yang lain mengecamnya sebagai ancaman terhadap kebebasan berpendapat dan berkumpul. Debat mengenai batasan kebebasan berpendapat dan berkumpul kembali menjadi sorotan, dan seluruh negara terpecah antara pendukung Trump yang setia dan mereka yang menentangnya.
Kontroversi ini juga memberikan pukulan bagi hubungan AS dengan negara-negara di Timur Tengah, khususnya dengan Palestina dan pendukungnya. Pernyataan Trump dapat memperburuk hubungan AS dengan negara-negara di kawasan tersebut dan semakin memperkeruh situasi geopolitik di sana.
Dengan kata lain, pernyataan Trump tentang usiran demonstran pro-Palestina jika dia terpilih kembali sebagai presiden AS pada pilpres 2024 telah menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat, politisi, dan hubungan internasional. Bagi para pendukungnya, pernyataan tersebut dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan negara, sementara bagi para kritikusnya, hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap kebebasan berpendapat dan berkumpul.