Mahasiswa juga menyerukan kepada universitas-universitas mereka untuk mengutuk kampanye militer Israel di Gaza serta melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel. Mahasiswa menginginkan pula agar berbagai universitas menghentikan program studi di luar negeri di universitas-universitas Israel.
Janji Trump untuk mengusir demonstran pro-Palestina ini tentu saja telah menarik perhatian banyak pihak, baik di dalam maupun di luar AS. Para pendukungnya melihatnya sebagai langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan negara, sementara para kritikusnya mengecamnya sebagai tindakan represif yang melanggar hak-hak asasi manusia.
Reaksi terhadap pernyataan ini juga telah muncul di kalangan politisi AS. Beberapa dari mereka mendukung pernyataan tersebut, sementara yang lain mengecamnya sebagai ancaman terhadap kebebasan berpendapat dan berkumpul. Debat mengenai batasan kebebasan berpendapat dan berkumpul kembali menjadi sorotan, dan seluruh negara terpecah antara pendukung Trump yang setia dan mereka yang menentangnya.
Kontroversi ini juga memberikan pukulan bagi hubungan AS dengan negara-negara di Timur Tengah, khususnya dengan Palestina dan pendukungnya. Pernyataan Trump dapat memperburuk hubungan AS dengan negara-negara di kawasan tersebut dan semakin memperkeruh situasi geopolitik di sana.