Situasi ini telah memicu perbincangan antara pelaku ekspor-impor, penambang, prosesor, dan pakar industri di Amerika Utara, Eropa, dan China. Disrupsi yang terjadi karena larangan terbaru dari Beijing terlihat dari surat yang dikirim oleh Henkel dan reaksi dari perusahaan asing yang bergantung pada mineral-mineral penting dari China.
Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh Henkel saja, namun juga perusahaan lain yang bergantung pada suplai global untuk antimon. Hal ini menyebabkan lonjakan harga antimon yang penting untuk membuat peralatan militer seperti rudal inframerah, senjata nuklir, dan goggle khusus, naik 230% pada tahun ini menjadi US$39.000 per metrik ton, menurut firma intelijen pasar Argus.
Tidak hanya antimon, Beijing juga telah membatasi ekspor gallium dan germanium yang penting untuk pengembangan semikonduktor dan senjata, serta jenis grafit sebagai komponen baterai mobil listrik. Tindakan tersebut menunjukkan bahwa China memiliki kontrol yang kuat atas produksi mineral-mineral penting di dunia.