Menanggapi video itu, Kedutaan Besar China di Singapura dengan tegas menyatakan bahwa video tersebut merupakan “distorsi sengaja” terhadap fakta di lapangan. Melalui pernyataan resmi yang dirilis pada Rabu (21/5/2025) malam, Beijing menegaskan bahwa situasi di Laut China Selatan secara umum tetap stabil berkat kerja sama China dan negara-negara ASEAN. Mereka juga menuduh Amerika Serikat sebagai pihak yang “paling tidak berhak” mengomentari isu hukum internasional di kawasan tersebut.
Laut China Selatan dikenal sebagai jalur pelayaran vital yang dilalui lebih dari 60 persen perdagangan maritim global. Selain itu, wilayah ini kaya akan sumber daya minyak dan gas yang membuat persaingan klaim wilayah antarnegara semakin intens. Meski Mahkamah Arbitrase Internasional pada 2016 menolak klaim sepihak China, Beijing tetap kukuh mempertahankan klaimnya, sementara negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Vietnam juga mengajukan klaim atas sebagian wilayah.