Sebagai tanggapan atas laporan ini, Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, menyatakan bahwa perilisan laporan tersebut melambangkan "hari yang kelam dan menyedihkan dalam sejarah Selandia Baru." Ia menegaskan komitmennya untuk memperbaiki situasi ini dan berjanji bahwa pemerintah akan menyampaikan permintaan maaf secara resmi pada 12 November mendatang.###