Total terdapat 16 barang yang diselipkan dan tidak dibayar dengan harga sesuai. Kejadian ini terpantau oleh karyawan Target yang kemudian mengirim foto sang TikToker ke pihak kepolisian.
Pihak kepolisian lalu mengunggah foto tersebut ke media sosial, dan netizen pun dengan cepat mengidentifikasi Velez. Mereka memberikan informasi akun Instagram Velez kepada polisi.
Dari sana, akun Instagram tersebut menghubungkan pihak kepolisian dengan akun TikTok Velez. Pihak kepolisian menemukan konten yang memperlihatkan Velez berbelanja di Target dan menyelipkan barang-barang curian ke dalam keranjang belanja. Namun, video tersebut kini sudah tidak tersedia.
Akibat tindakannya, Velez ditangkap dan akhirnya dibebaskan setelah membayar denda sebesar US$150 (sekitar Rp 2,3 juta). Kejadian ini menimbulkan kecaman dari berbagai pihak, terutama dari komunitas pengguna media sosial dan para pengikut Velez di TikTok.
Kontroversi ini juga mengingatkan pentingnya etika dalam menggunakan media sosial, terutama bagi para kreator konten yang memiliki pengaruh besar terhadap audiensnya. Dengan jumlah pengikut dan views yang besar, seharusnya sang TikToker dapat menggunakan platformnya untuk hal yang positif dan menginspirasi pengikutnya. Namun, kasus Velez menunjukkan bagaimana penggunaan media sosial yang kurang bertanggung jawab dapat berdampak negatif.