Sementara itu, pihak sekolah telah memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Mereka menyatakan bahwa perundungan dan tindakan kekerasan di sekolah tidak akan ditoleransi. Tindakan tegas telah diambil terhadap pelaku, dimana mereka dihukum sesuai dengan peraturan sekolah. Selain itu, mereka juga memastikan bahwa ALF akan mendapatkan perlindungan serta dukungan psikologis untuk membantu proses pemulihannya.
Kasus perundungan yang dialami ALF menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik siswa maupun guru, untuk lebih memperhatikan pentingnya prinsip kebersamaan dan sikap toleransi di lingkungan sekolah. Tindakan kekerasan dan perundungan tidak hanya merusak fisik korban, tetapi juga mempengaruhi kondisi mental dan emosional mereka. Dibutuhkan kesadaran bersama untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.
Keberadaan penegak hukum juga diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan bagi para siswa yang menjadi korban perundungan. Sikap tegas dan penegakan hukum yang adil dapat menjadi penyemangat bagi para korban untuk melaporkan kasus-kasus perundungan yang mereka alami. Kehadiran lembaga penegak hukum juga diharapkan dapat menjadi efek jera bagi para pelaku perundungan sehingga kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
Kejadian ini seharusnya dapat menjadi pemantik bagi semua pihak terkait untuk lebih peduli dan proaktif dalam mencegah perundungan di lingkungan sekolah. Mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak, mulai dari sekolah, keluarga, pemerintah, hingga masyarakat, perlu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan generasi muda. Terutama di lingkungan sekolah, keselamatan dan perlindungan para siswa harus menjadi prioritas utama yang tidak bisa ditawar-tawar.