Sebuah kecelakaan tragis menimpa sebuah bus study tour sekolah di Thailand, yang berujung pada meledaknya dan terbakarnya bus tersebut di jalan Vibhavadi Rangsit, Bangkok. Akibat kecelakaan ini, 20 siswa sekolah dan tiga guru tewas di dalam bus. Sebuah penyelidikan mendalam akhirnya menemukan penyebab kecelakaan ini, yang diungkapkan sebagai akibat dari buruknya sistem keselamatan kendaraan tersebut yang mengubahnya menjadi "bom di atas roda".
Video yang diambil dari bus tersebut, setelah pengemudi menabrak pembatas beton dan berhenti, menunjukkan semburan api menyembur dari bawah kendaraan dan mengubahnya menjadi kobaran api dalam hitungan menit. Hal ini menyebabkan penumpang di belakang tidak punya kesempatan untuk melarikan diri. Penyelidikan menyimpulkan bahwa semburan api tersebut berasal dari tabung gas yang dipasang di bus tersebut.
Ternyata, selain enam tabung gas yang dipasang secara legal di bagian belakang bus, ada lima tabung gas lainnya yang dipasang secara ilegal di bawah bagian depan bus. Benturan saat kecelakaan mengakibatkan salah satu tabung di bagian depan pecah, mengeluarkan gas yang memicu kebakaran. Selain itu, penumpang yang terjebak tampaknya juga tidak dapat membuka pintu darurat di bagian belakang, meskipun belum jelas penyebabnya.
Penyelidikan ini telah menyoroti buruknya sistem keselamatan kendaraan di Thailand, terutama bus-bus yang menggunakan gas alam terkompresi (CNG). Pemerintah akhirnya melakukan inspeksi ke 13.000 bus umum dan swasta yang menggunakan CNG, menangguhkan semua perjalanan jarak jauhnya. Dari investigasi juga terungkap bahwa bus itu dibuat tahun 1970 dan sudah beberapa kali mengalami modifikasi. Perubahan ini juga berimbas pada penggunaan CNG yang tidak selalu sesuai dengan standar keselamatan.