Tampang.com | Dalam beberapa tahun terakhir, kasus depresi dan bunuh diri pada remaja di Indonesia menunjukkan tren mengkhawatirkan. Ironisnya, layanan kesehatan mental yang tersedia belum cukup inklusif dan masih terkesan “mewah” bagi sebagian besar masyarakat.
Kesehatan Mental Masih Jadi Tabu, Bantuan Sulit Dijangkau
Banyak remaja yang mengalami tekanan mental berat tidak tahu harus mengadu ke mana. Ketika mulai mencari bantuan, mereka justru dihadapkan pada biaya mahal dan sistem rujukan yang rumit.
“Bicara ke psikolog itu bukan hal yang biasa di keluarga saya. Selain mahal, sering dianggap ‘lebay’,” kata Alin (16), siswa SMA di Depok.