Faktor Lingkungan yang Meningkatkan Risiko
Paparan polusi udara, baik dari kendaraan bermotor maupun polusi industri, telah menjadi salah satu penyebab kanker paru-paru yang semakin meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Selain itu, bagi orang yang tinggal di lingkungan yang banyak terpapar zat beracun seperti di sekitar pabrik atau area dengan tingkat polusi udara yang tinggi, risiko terkena kanker paru-paru juga semakin besar. Zat-zat seperti asbes yang sering ditemukan pada material bangunan lama dan zat arsen yang terkandung dalam air tanah tercemar juga menjadi pemicu perkembangan kanker paru-paru.
Risiko lebih tinggi juga dialami oleh mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker paru-paru. Faktor genetik berperan dalam meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengidap penyakit ini meskipun mereka tidak merokok atau terpapar polusi udara secara langsung.
Pentingnya Deteksi Dini Kanker Paru-Paru
Sayangnya, kebanyakan penderita kanker paru-paru baru menyadari kondisi ini setelah kanker memasuki stadium lanjut. Hal ini disebabkan karena gejala kanker paru-paru biasanya tidak langsung terlihat pada tahap awal, atau gejalanya sering dianggap sebagai infeksi saluran napas biasa. Oleh karena itu, penting bagi siapa saja yang berisiko untuk menjalani pemeriksaan atau skrining sedini mungkin agar deteksi dapat dilakukan lebih awal dan peluang untuk sembuh semakin besar.
Gejala kanker paru-paru pada umumnya dimulai dengan batuk yang berkepanjangan, batuk disertai darah, nyeri pada dada, serta tubuh yang terasa lemas. Beberapa penderita juga sering mengalami penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas dan sering mengalami infeksi paru-paru yang sulit sembuh. Karena gejalanya yang mirip dengan penyakit saluran pernapasan lainnya, kanker paru-paru sering kali tidak langsung dikenali oleh banyak orang.