Dengan sistem ini, hanya segelintir orang yang berasal dari keluarga mampu yang memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan spesialis. “Ini memperlambat regenerasi, memperparah ketimpangan distribusi tenaga kesehatan, dan membatasi akses pendidikan bagi banyak anak muda yang sebenarnya berpotensi,” kata Menkes.
Reformasi Pendidikan Dokter Spesialis Dimulai
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kini menerapkan reformasi sistem pendidikan dokter spesialis melalui pendekatan yang lebih modern dan efisien. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan lembaga internasional Accreditation Council for Graduate Medical Education International (ACGME-I) dari Amerika Serikat. Lembaga ini telah sukses menerapkan sistem serupa di Singapura dan Arab Saudi.
Pemerintah mengembangkan skema pendidikan berbasis Rumah Sakit Pendidikan Pemerintah (RSPP) yang berfungsi sebagai tempat belajar sekaligus bekerja bagi para calon dokter spesialis. Skema ini dirancang agar lebih manusiawi dan kompetitif dengan standar internasional.
5 Pilar Utama Skema RSPP:
-
Perekrutan Putra-Putri Daerah
Prioritas diberikan kepada peserta dari wilayah terpencil agar mereka bisa kembali melayani masyarakat di daerah asal setelah lulus.
-
Gaji dan Tunjangan Hidup
Peserta akan menerima dukungan finansial selama pendidikan melalui skema pendanaan dari LPDP, sehingga mereka tidak perlu khawatir soal biaya hidup.
-
Status Peserta sebagai Pegawai Kontrak Rumah Sakit
Calon dokter spesialis tak lagi diposisikan sebagai mahasiswa biasa, melainkan sebagai bagian dari rumah sakit tempat mereka belajar dan bekerja.
-
Pengawasan Jam Kerja
Jam kerja peserta dibatasi maksimal 80 jam per minggu, guna memastikan mereka tetap produktif namun tidak kelelahan secara fisik dan mental.
-
Sistem Seleksi Transparan
Proses seleksi dan evaluasi peserta dilakukan secara digital, demi mencegah praktik senioritas yang berlebihan, perundungan, bahkan kekerasan seksual.
Dengan skema ini, rumah sakit pendidikan berfungsi ganda sebagai institusi pelayanan sekaligus pusat pembelajaran, yang menerapkan kurikulum ketat berbasis kompetensi. Sistem ini dianggap lebih adil, transparan, dan mampu mempercepat lahirnya dokter spesialis baru di berbagai bidang.