Aktivitas fisik bisa sesederhana:
- Jalan kaki
- Bersepeda
- Naik turun tangga
- Membersihkan rumah
- Senam ringan atau yoga
Yang penting: bergerak lebih banyak daripada duduk.
4. Batasi Konsumsi Gula Tambahan
Minuman manis seperti teh kemasan, kopi susu kekinian, soda, dan jus dalam kemasan menyumbang banyak kalori tanpa memberi rasa kenyang. Gula berlebih langsung dikonversi menjadi lemak tubuh.
Tips cerdas:
Ganti minuman manis dengan air putih, infused water, atau teh tanpa gula. Periksa label kemasan untuk melihat kandungan gulanya.
5. Tidur Cukup dan Berkualitas
Kurang tidur mengganggu hormon yang mengatur rasa lapar (ghrelin dan leptin), membuat kita lebih mudah lapar dan cenderung mengidam makanan tidak sehat.
Orang dewasa idealnya tidur 7–9 jam per malam. Anak-anak dan remaja butuh lebih lama. Tidur cukup membantu metabolisme tetap optimal dan menjaga nafsu makan tetap stabil.
6. Kelola Stres dengan Sehat
Stres kronis memicu makan berlebih (emotional eating), terutama makanan tinggi gula dan lemak. Selain itu, hormon kortisol yang meningkat saat stres juga menyebabkan penumpukan lemak di perut.
Lawan stres dengan cara sehat:
- Meditasi atau pernapasan dalam
- Hobi yang menyenangkan
- Curhat ke teman atau konselor
- Olahraga rutin
7. Beri Contoh Gaya Hidup Sehat di Keluarga
Obesitas sering kali dimulai sejak kecil. Anak-anak meniru kebiasaan orang tuanya. Maka, edukasi dan contoh dari lingkungan keluarga sangat penting.
Ajarkan anak makan sayur, hindari ngemil berlebihan, dan jadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari waktu keluarga misalnya bermain di luar rumah, jalan sore bersama, atau memasak makanan sehat bersama.