Stres merupakan fenomena yang umum dialami oleh banyak orang, terutama di era modern saat ini. Beragam faktor, seperti tekanan pekerjaan, masalah keuangan, atau hubungan interpersonal, dapat memicu stres. Namun, yang sering kali diabaikan adalah dampak dari stres terhadap kesehatan fisik, khususnya daya tahan tubuh. Dalam artikel ini, kita akan membahas hubungan antara stres dan daya tahan tubuh, serta bagaimana kondisi mental ini dapat memengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan.
Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan merespons dengan melepaskan hormon tertentu, seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini bertujuan untuk mempersiapkan tubuh menghadapi ancaman dengan cara meningkatkan kewaspadaan. Meskipun respons ini bermanfaat dalam situasi berbahaya, jika stres berlangsung dalam jangka waktu yang lama, respon ini dapat menjadi berbahaya. Hormon kortisol yang diproduksi secara berlebihan, misalnya, dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Sebagai akibatnya, daya tahan tubuh menjadi menurun, membuat individu lebih rentan terhadap penyakit.
Penurunan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh stres dapat terlihat dalam beberapa cara. Pertama, individu yang mengalami stres cenderung lebih mudah terjangkit infeksi seperti flu dan gejala penyakit lainnya. Hal ini disebabkan karena sistem imun tidak dapat berfungsi secara optimal untuk melawan patogen. Kedua, kondisi stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Peradangan ini, pada gilirannya, dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan gangguan autoimun.