Sebuah fakta menarik yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sekitar 1 dari 16 kasus stroke dini pada orang dengan golongan darah A dapat dikaitkan secara langsung dengan golongan darah mereka. Hal ini sangat penting mengingat kasus stroke dini semakin meningkat, dimana penderita memiliki risiko kematian akibat gangguan serius serta potensi kecacatan dalam jangka waktu yang panjang.
Profesor neurologi dan peneliti utama dalam penelitian ini, Dr. Steven Kittner, mengungkapkan, "Kami masih belum memahami sepenuhnya mengapa golongan darah A memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap stroke dini. Namun, diperkirakan ada korelasi dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah."
Data resmi dari Inggris, Wales, dan Irlandia Utara menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 91.000 kasus stroke dalam kurun waktu 12 bulan antara April 2021 hingga Maret 2022. Sementara di Amerika Serikat, sekitar 800.000 orang mengalami stroke setiap tahunnya. Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa stroke merupakan masalah kesehatan yang signifikan dan memiliki dampak yang luas di masyarakat.
Meskipun demikian, para peneliti menekankan bahwa peningkatan risiko berdasarkan golongan darah tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Meskipun belum jelas mengapa golongan darah mempengaruhi risiko stroke, namun diyakini memiliki hubungan dengan risiko pembekuan darah yang berpotensi berbahaya bagi tubuh.