Kanker kolorektal, yang mempengaruhi bagian usus besar serta rektum, telah menunjukkan angka kejadian yang semakin mengkhawatirkan, terutama di kalangan generasi muda, termasuk generasi Z. Para ahli kesehatan, termasuk dr. Sulpiana dari Fakultas Kedokteran IPB University, mengidentifikasi bahwa penyebab utama peningkatan kasus ini adalah faktor genetik serta pola hidup yang tidak sehat. Meskipun riwayat keluarga yang terdiagnosis kanker kolorektal dapat meningkatkan risiko pengidapannya, posisi pola hidup tetap sangat signifikan dalam menciptakan risiko tersebut, terutama di kalangan generasi yang lebih muda.
Dalam wawancaranya, dr. Sulpiana menjelaskan bahwa kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak seimbang, serta konsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi lemak merupakan tiga faktor risiko terpenting yang bisa memicu kanker kolorektal. Kebiasaan makan yang melibatkan banyak makanan olahan, tinggi lemak jenuh, serta rendahnya asupan sayuran menjadi perhatian utama yang perlu diperhatikan oleh anak-anak muda saat ini, yang seringkali memilih makanan cepat saji atau praktis dan mengabaikan aspek nutrisi.
Kanker kolorektal sering kali berdampak secara perlahan dan dapat berkembang tanpa menunjukkan gejala signifikan pada tahap awal. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda peringatan adalah langkah penting untuk deteksi dini. Beberapa gejala yang patut diwaspadai meliputi:
1. Perubahan Pola Buang Air Besar: Perubahan yang tidak biasa dalam frekuensi atau konsistensi tinja bisa menjadi tanda awal penyakit.