Dari sinilah dokter melihat sumber gangguan penglihatan anak tersebut. Semua makanan yang dikonsumsi tidak memberikan cukup vitamin A yang dibutuhkan oleh mata.
Ketika tim medis melakukan pengecekan darah, hasilnya menunjukan bahwa sang anak mengalami defisiensi vitamin A hanya hanya 14,3 mikrogram per deciliter (ug/dL) sementara normalnya di angka 25,8 hingga 48,7 ug/dL.
"Kasus defisiensi vitamin A umumnya terjadi dibagian dunia yang miskin, di mana ia menjadi penyebab utama kasus kebutaan. Orang-orang seperti anak ini yang dietnya sangat dibatasi juga berisiko tinggi mengalaminya (defisiensi vitamin A) dan defisiensi nutrisi lain," kata dr Cohen seperti dikutip dari Live Science, Rabu (4/10/2017).
dr Cohen, yang merawat anak itu, menjelaskan vitamin A secara umum dibutuhkan oleh mata sebagai nutrisi agar sel-selnya bisa berfungsi dengan normal. Ketika terjadi kekurangan vitamin A maka kerja mata juga akan terganggu dan bisa berujung pada abnormalitas pada retina. Untuk kasus sang anak, ia menerima terapi infus berisikan vitamin A dosis besar. Penglihatannya dilaporkan kembali membaik dalam jangka waktu enam minggu setelah mulai terapi.