Tidak hanya lemak, makanan cepat saji juga seringkali mengandung tingkat garam dan kalori yang tinggi. Kedua hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada remaja, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Tingkat natrium yang tinggi dalam makanan cepat saji dapat menyebabkan retensi air dalam tubuh, menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selain itu, konsumsi fast food yang tinggi kalori juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme, yang berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung.
Masalah kesehatan jantung tidak hanya dipengaruhi oleh komposisi nutrisi dalam fast food, tetapi juga oleh kebiasaan makan yang seringkali terjadi pada konsumen fast food. Remaja yang terbiasa mengonsumsi fast food cenderung memiliki pola makan yang tidak seimbang, kurang serat, buah-buahan, dan sayuran. Pola makan ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung, seperti serat untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan antioksidan untuk melawan radikal bebas dalam tubuh.
Terlepas dari beragam dampak negatifnya, konsumsi fast food pada remaja seringkali sulit untuk dihindari. Promosi agresif, harga yang terjangkau, dan ketersediaan yang luas membuat fast food menjadi pilihan yang mudah dan menarik bagi remaja. Namun, penting untuk memahami bahwa kesadaran akan dampak buruk konsumsi fast food terhadap kesehatan jantung sangat penting. Pendidikan tentang pentingnya pola makan yang seimbang dan konsumsi makanan yang sehat perlu ditekankan kepada remaja dan orang tua mereka.