Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Pertama, tidak ada satu pun penelitian ilmiah yang secara definitif mendukung klaim bahwa minuman detoks ini secara signifikan meningkatkan proses detoksifikasi. Tubuh manusia secara intrinsik sudah memiliki mekanisme detoksifikasi yang efisien. Hati, ginjal, dan sistem limfatik memainkan peran penting dalam menyingkirkan racun. Minuman detoks mungkin memberikan sedikit bantuan, tetapi tidak dapat menggantikan fungsi organ-organ vital ini.
Kedua, banyak minuman detoks yang hanya mengandalkan bahan-bahan rendah kalori. Ini berarti ketika seseorang menggantikan makanan padat dengan minuman detoks, mereka mungkin mengalami penurunan berat badan sementara. Namun, jika gaya hidup sehat tidak diterapkan setelah periode detoks, berat badan ini cenderung kembali. Selain itu, diet yang terlalu ketat dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, yang justru bisa berdampak negatif pada kesehatan.
Di sisi lain, ada manfaat psikologis yang tidak bisa diabaikan. Mengonsumsi minuman detoks dapat menjadi pemicu untuk memulai pola makan yang lebih sehat. Banyak orang yang merasakan dorongan untuk memperbaiki kebiasaan makan mereka setelah mencoba minuman detoks. Ini bisa menjadi langkah positif menuju pola hidup yang lebih sehat, meskipun hasilnya mungkin tidak selalu terkait langsung dengan minuman itu sendiri.