Hidup di Penjara dan Kesabaran
Mandela menghabiskan 27 tahun di penjara, sebagian besar di Pulau Robben, yang terletak di lepas pantai Cape Town. Meskipun menghadapi kondisi yang keras dan perlakuan yang tidak manusiawi, Mandela tetap teguh dalam keyakinannya bahwa perjuangan melawan apartheid adalah perjuangan yang sah dan benar. Selama masa tahanannya, Mandela tetap menjadi simbol perjuangan untuk kebebasan dan keadilan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Selama di penjara, Mandela tetap berkomunikasi dengan para pemimpin ANC dan berusaha untuk memperjuangkan hak-hak politik dan sosial bagi masyarakat kulit hitam. Dia juga memanfaatkan waktu di penjara untuk mempelajari hukum dan filosofi, yang semakin memperkuat kemampuannya sebagai pemimpin dan juru bicara gerakan anti-apartheid.
Pembebasan dan Perubahan
Pada tahun 1990, Nelson Mandela dibebaskan dari penjara, dan kebangkitan semangatnya memberikan dorongan besar bagi perjuangan melawan apartheid. Pembebasan Mandela merupakan titik balik penting dalam sejarah Afrika Selatan, yang mengarah pada proses perundingan untuk mengakhiri sistem apartheid. Mandela dan presiden Afrika Selatan saat itu, F.W. de Klerk, terlibat dalam perundingan yang mengarah pada pemilihan umum multirasial pertama di negara itu.
Pada tahun 1994, Mandela terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan dalam pemilihan umum yang demokratis pertama, yang menandai akhir dari era apartheid dan awal era baru bagi negara tersebut. Dalam perannya sebagai presiden, Mandela fokus pada rekonsiliasi nasional dan membangun jembatan antara kelompok-kelompok rasial yang terpecah selama bertahun-tahun.