Pertama-tama, pengaturan tarif pajak dapat berdampak langsung terhadap penguatan Rupiah. Dengan merampingkan dan mengoptimalkan sistem perpajakan, pemerintah dapat meningkatkan pendapatan negara yang pada gilirannya dapat digunakan untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah. Selain itu, kebijakan fiskal juga meliputi pengeluaran pemerintah dan subsidi. Dengan mengelola anggaran dan subsidi secara bijaksana, pemerintah dapat menciptakan stabilitas fiskal yang berdampak positif terhadap nilai tukar Rupiah.
Pemerintah juga dapat menggunakan kebijakan fiskal untuk merangsang pertumbuhan ekonomi domestik, yang pada gilirannya dapat mendukung penguatan Rupiah. Dengan memperkuat sektor ekonomi domestik melalui berbagai insentif fiskal, pemerintah dapat meningkatkan daya saing produk dalam negeri di pasar global, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap penguatan nilai Rupiah.
Di samping itu, kebijakan fiskal juga mencakup pengaturan defisit anggaran. Dalam hal ini, pemerintah perlu memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi penerimaan, sehingga dapat mencegah terjadinya tekanan inflasi yang berdampak negatif terhadap nilai tukar Rupiah. Dengan mengelola defisit anggaran secara bijaksana, pemerintah dapat menciptakan iklim ekonomi yang stabil dan berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat menopang penguatan nilai Rupiah.