Tampang

J.R.R. Tolkien: Fiksi Fantasi dan Pengaruh dalam Dunia Sastra

3 Agu 2024 19:19 wib. 175
0 0
J.R.R. Tolkien
Sumber foto: Google

J.R.R. Tolkien, seorang profesor filologi yang terkenal, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia sastra fiksi fantasi. Karya-karyanya, seperti "The Hobbit" dan "The Lord of the Rings," telah menginspirasi jutaan pembaca di seluruh dunia dan membawa genre fiksi fantasi ke dalam arus utama sastra. Perjalanan hidup Tolkien yang penuh dengan tantangan dan dedikasi terhadap dunia yang ia ciptakan menjadi sumber inspirasi bagi banyak penulis dan penggemar fiksi fantasi.

Masa Kecil dan Pendidikan

John Ronald Reuel Tolkien lahir pada 3 Januari 1892, di Bloemfontein, Afrika Selatan. Setelah kematian ayahnya, Tolkien dan keluarganya pindah ke Inggris. Kehilangan ayahnya pada usia muda dan kemudian ibunya, yang meninggal ketika Tolkien berusia 12 tahun, meninggalkan bekas mendalam dalam dirinya. Pendidikan Tolkien di King Edward's School, Birmingham, dan kemudian di Exeter College, Oxford, membentuk minat dan kecintaannya pada bahasa dan mitologi. Di sinilah Tolkien mulai mengembangkan minat yang mendalam terhadap bahasa-bahasa kuno, seperti Anglo-Saxon dan Finlandia, yang kelak mempengaruhi penciptaan bahasa-bahasa dalam dunia Middle-earth.

Perang Dunia I dan Pengaruhnya

Pengalaman Tolkien sebagai tentara dalam Perang Dunia I juga memainkan peran penting dalam karya-karyanya. Kehilangan teman-temannya dalam perang dan horor medan perang tercermin dalam tema-tema kegelapan, pengorbanan, dan persahabatan yang kuat dalam "The Lord of the Rings". Setelah perang, Tolkien menjadi dosen di Universitas Oxford dan mulai menulis kisah-kisah yang kelak akan menjadi fondasi dunia Middle-earth. Karya-karya ini tidak hanya sekedar cerita fiksi, tetapi juga cerminan pengalaman hidup dan pandangan dunia Tolkien.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.