3. Sistem Hidroponik Drip (Drip System)
Dalam sistem hidroponik drip, larutan nutrisi disuntikkan ke dalam tanah atau media tanam dengan menggunakan pipa dan sistem irigasi tetes. Sistem ini cocok untuk berbagai jenis tanaman, mulai dari tanaman berakar kecil hingga tanaman berakar besar. Drip system memungkinkan pemberian nutrisi yang terukur dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tanaman. Kelemahan utama dari sistem ini adalah kemungkinan sumbatan pada saluran irigasi tetes.
4. Sistem Hidroponik Wick (Wick System)
Sistem wick adalah salah satu sistem hidroponik yang paling sederhana. Dalam sistem wick, larutan nutrisi diserap oleh sumbu atau kain yang kemudian disalurkan ke media tanam. Sistem ini cocok untuk tanaman berakar kecil, seperti tanaman hias atau herba. Keuntungan utama dari sistem ini adalah kemudahan perawatan dan biaya yang relatif rendah. Namun, sistem wick kurang efisien untuk tanaman dengan kebutuhan nutrisi yang tinggi.
5. Sistem Hidroponik Aeroponik (Aeroponic System)
Sistem aeroponik merupakan salah satu jenis sistem hidroponik paling canggih dan efisien. Dalam sistem ini, akar tanaman disemprot dengan larutan nutrisi secara teratur, menciptakan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Sistem ini cocok untuk tanaman-tanaman berakar kecil hingga besar, dan dapat menampilkan pertumbuhan yang sangat cepat. Kelemahan utama dari sistem ini adalah perawatan yang rumit dan biaya infrastruktur awal yang tinggi.