Abad ke-20: Era Film dan Televisi
Abad ke-20 membawa perubahan besar dalam cara humor disampaikan, terutama dengan munculnya film dan televisi. Era film bisu menampilkan komedian legendaris seperti Charlie Chaplin dan Buster Keaton, yang menggunakan slapstick dan humor fisik untuk menghibur penonton. Pada tahun 1930-an, film komedi bersuara mulai berkembang, dengan komedian seperti Marx Brothers dan Laurel and Hardy yang menjadi ikon komedi.
Televisi kemudian menjadi medium utama untuk humor pada paruh kedua abad ke-20. Acara komedi situasi (sitcom) seperti "I Love Lucy" dan "The Honeymooners" menjadi sangat populer, diikuti oleh serial seperti "Friends" dan "Seinfeld" pada tahun 1990-an. Selain itu, program sketsa komedi seperti "Saturday Night Live" dan "Monty Python's Flying Circus" juga menjadi ikon budaya populer, membawa humor ke dalam rumah tangga di seluruh dunia.
Abad ke-21: Era Digital
Masuk ke abad ke-21, humor terus berevolusi dengan adanya internet dan media sosial. Platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram memungkinkan individu untuk menciptakan dan menyebarkan konten humor dengan mudah. Meme internet menjadi fenomena budaya baru, di mana gambar dan video singkat digunakan untuk menyampaikan humor dengan cara yang cepat dan mudah dipahami.
Stand-up comedy juga mengalami kebangkitan, dengan komedian seperti Kevin Hart, Amy Schumer, dan Dave Chappelle yang meraih popularitas besar melalui penampilan langsung dan spesial di platform streaming seperti Netflix. Selain itu, podcast komedi menjadi semakin populer, memberikan ruang baru bagi komedian untuk menjangkau audiens global.