Peringatan ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang sebelumnya menekankan bahwa campak jauh lebih berbahaya dibandingkan COVID-19 karena tingkat penularannya yang sangat tinggi. “Jika COVID-19 menular dari satu orang ke dua atau tiga orang, maka campak dapat menular dari satu orang ke delapan belas orang lainnya,” ungkap Menkes dalam kunjungan kerja di Sumenep, Jawa Timur, Kamis.
Meski demikian, Budi menegaskan bahwa keberadaan vaksin membuat penyakit ini dapat dikendalikan. Oleh karena itu, pemerintah terus mempercepat program imunisasi sebagai langkah strategis untuk mencegah meluasnya Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang sudah ditemukan di sejumlah daerah, termasuk di Sumenep, Madura, dan Sumatera Utara. Saat ini, Kementerian Kesehatan mencatat ada 46 wilayah di Indonesia yang melaporkan kasus campak, sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan.
Sebagai upaya pencegahan lebih lanjut, pemerintah juga memperketat pengawasan melalui surveilans ketat di empat kabupaten di Madura, serta menyiapkan rencana pembangunan laboratorium khusus di wilayah tersebut untuk memperkuat deteksi dini. Menkes kembali mengimbau masyarakat agar tidak menunda imunisasi anak, baik di Madura maupun di seluruh daerah yang berisiko.