Pengacara sang suami menegaskan bahwa interpretasi AI tidak memiliki dasar hukum. Tanpa bukti konkret tentang perselingkuhan, tuduhan tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan secara legal.
“Ini bukan bukti yang sah. Tidak bisa dijadikan dasar hukum untuk perceraian,” tegas pengacara.
Namun di sisi lain, peristiwa ini menyoroti kecenderungan manusia modern yang mulai menggantungkan keputusan besar kepada teknologi, termasuk AI, bahkan dalam perkara sensitif seperti rumah tangga.
Fenomena yang Makin Umum: Percaya AI Tanpa Dasar Ilmiah
Meski kejadian ini menjadi bahan candaan dan meme di media sosial, ia tetap mencerminkan realitas baru: kepercayaan pada AI kini merambah ke ranah pribadi. Dari diagnosis kesehatan, pilihan karier, hingga relasi rumah tangga, AI kini mulai ikut campur dalam pengambilan keputusan manusia.
Tampang.com akan terus memantau perkembangan cerita unik ini, yang barangkali hanya permulaan dari diskursus panjang tentang etika, batas, dan peran AI dalam kehidupan sehari-hari.