Tidak hanya itu, iklan juga seringkali menampilkan pesan-pesan yang menyesatkan terkait kandungan nutrisi dari ultra-processed food. Beberapa iklan mungkin menekankan pada rasa yang lezat tanpa memberikan informasi yang jelas mengenai kandungan gula, lemak, dan bahan tambahan lain yang berpotensi merugikan kesehatan. Dampak dari hal ini adalah konsumen menjadi kurang waspada terhadap kandungan makanan yang dikonsumsinya, sehingga cenderung mengonsumsi ultra-processed food secara berlebihan tanpa memperhatikan dampak kesehatan jangka panjang.
Selain itu, pengaruh iklan juga dapat mempengaruhi preferensi konsumen terhadap makanan sehat. Keterpaparan yang tinggi terhadap iklan ultra-processed food dapat membuat konsumen kurang tertarik pada makanan alami dan segar. Sehingga, konsumsi buah, sayuran, dan sumber protein sehat dapat mengalami penurunan, sementara konsumsi ultra-processed food meningkat. Hal ini dapat berdampak negatif pada pola makan dan kesehatan konsumen secara keseluruhan.
Dampak dari tingginya konsumsi ultra-processed food tidak bisa dianggap enteng. Konsumsi makanan olahan yang tinggi dalam jangka panjang diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan kehati-hatian dari konsumen terhadap dampak pengaruh iklan terhadap konsumsi ultra-processed food.