Dalam upaya pengembangan pariwisata di Pulo Sibandang, secara keseluruhan masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Namun, upaya ini terus dilakukan bersama masyarakat setempat, terutama karena akses ke Pulo Sibandang sudah cukup baik.
Kawasan Pulo Sibandang masuk sebagai salah satu dari 16 situs warisan geologi (geosite) di Toba Caldera UNESCO Global Geopark. Pulau ini terbentuk dari ledakan terakhir dan terbesar Gunung Purba Toba sekitar 74.000 tahun lalu. Dengan tiga desa yang kaya akan budaya dan sejarah, Pulo Sibandang juga dikenal karena keberadaan makam Raja Sorta Uluan dan benteng batu.
Selain itu, Desa Papande di Pulo Sibandang terkenal sebagai penghasil ulos harungguan, yang masih diproduksi dengan menggunakan alat tenun tradisional. Tidak hanya itu, Pulo Sibandang juga terkenal dengan tarian Hoda-hoda yang selalu dipadukan dengan seni bela diri khas Toba, mossak.
Dengan segala potensinya, Kawasan Pulo Sibandang berhasil masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI).