3. Belarusia: Rendahnya Rasio Laki-laki dan Perempuan akibat Perang Dunia II
Belarusia juga termasuk dalam daftar negara yang memiliki ketimpangan rasio laki-laki dan perempuan yang cukup signifikan. Berdasarkan data dari Statistic Times, perbandingan populasi pria di Belarusia hanya mencapai 85,1 dibandingkan dengan populasi wanita yang mencapai 100. Faktor utama dari rendahnya populasi pria di Belarusia adalah terkait dengan konsekuensi dari Perang Dunia II. Banyak kaum pria Belarusia yang gugur dalam mempertahankan negaranya, meninggalkan ketimpangan gender yang masih terasa hingga saat ini.
4. Latvia: Konsumsi Alkohol dan Masalah Kesehatan sebagai Faktor Penyebab Ketimpangan Gender
Negara kecil yang berada di pesisir Laut Baltik, Latvia, juga memiliki rasio kesenjangan yang tinggi antara populasi laki-laki dan perempuan. Faktor-faktor seperti konsumsi alkohol yang tinggi dan kecenderungan merokok di kalangan kaum pria Latvia turut mendorong angka kematian yang tinggi di negara ini. Selain itu, tingginya angka bunuh diri yang dilakukan oleh kaum pria juga menjadi masalah serius bagi Latvia. Semua faktor ini bersama-sama berkontribusi terhadap ketimpangan gender di Latvia, yang menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat setempat.
5. Rusia: Konteks Sejarah dan Gaya Hidup sebagai Penyebab Dari Ketimpangan Gender
Rusia, negara dengan wilayah terbesar di dunia, juga mengalami ketimpangan dalam rasio populasi laki-laki dan perempuan. Terdapat hanya sekitar 47 persen populasi penduduk Rusia yang merupakan kaum pria. Dampak buruk dari Perang Dunia II turut menjadi faktor penting dari ketimpangan gender ini. Seiring dengan itu, perilaku hidup yang tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol yang tinggi juga mendukung angka kematian yang tinggi di kalangan pria Rusia. Fenomena migration yang diakibatkan oleh ketimpangan gender ini juga menjadi suatu perhatian bagi Rusia.