Lebih lanjut, Ika menyatakan bahwa pemulihan kesehatan bagi perokok yang sudah terkena penyakit akan lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang menjalani pola hidup sehat. Selain itu, penderita yang terkena penyakit jantung akibat merokok mungkin harus mengonsumsi obat-obatan tertentu, beberapa di antaranya harus diminum seumur hidup, tergantung pada kondisi jantung masing-masing.
Faktor risiko lain yang juga perlu diwaspadai terkait penyakit jantung adalah riwayat keluarga dengan penyakit jantung, stroke, atau keguguran di usia muda. Menurut Ika, faktor genetik dapat berperan dalam peningkatan risiko penyakit jantung koroner, dan ada pula sindrom antifosfolipid pada wanita yang dapat mempercepat timbulnya penyakit jantung koroner, terutama bagi mereka yang mengalami keguguran atau stroke di usia muda. Oleh karena itu, perlu mewaspadai kondisi ini.
Ika juga menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan mulai dari usia 20-an setiap tahunnya, khususnya bagi individu yang memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Selain itu, menjaga pola hidup sehat dan tidak merokok, serta melakukan aktivitas fisik secara rutin, dapat membantu mendeteksi dini gangguan pada fungsi jantung. Menghindari stres juga sangat penting, karena perasaan tidak tenang dapat meningkatkan detak jantung dan mempercepat kerusakan dinding pembuluh darah, sehingga berpotensi menimbulkan penyempitan.