Studi di bidang psikologi menunjukkan bahwa menangis saat bahagia juga dapat berfungsi sebagai sinyal sosial. Air mata tidak hanya menyampaikan emosi internal, tetapi juga dapat berfungsi untuk membangun ikatan sosial antara individu. Saat seseorang menangis dalam situasi bahagia, orang-orang di sekitarnya juga cenderung merasakan empati yang mendalam. Ini menciptakan ikatan yang lebih kuat antar individu, terutama dalam situasi yang melibatkan perayaan atau momen-momen penting dalam hidup.
Dari sudut pandang fisiologis, adanya perubahan kimia dalam tubuh juga memainkan peran dalam mengapa air mata bisa mengalir saat bahagia. Ketika emosi positif meluap, otak melepaskan hormon seperti endorfin dan oksitosin, yang dapat memicu perasaan lega dan kebahagiaan. Proses ini berkaitan erat dengan pengaturan suasana hati dan keterikatan sosial, yang dapat menghasilkan respons fisik berupa tangisan.
Beberapa peneliti juga menunjukkan bahwa menangis saat bahagia bisa menjadi bentuk pengolahan emosi. Emosi kuat—baik positif maupun negatif—sering kali memerlukan saluran untuk dialirkan. Melalui tangisan, seseorang dapat memproses pengalaman emosional, merasakan kebahagiaan tersebut secara lebih mendalam. Ini membantu individu untuk merenungkan momen-momen bahagia dalam hidup mereka, meningkatkan koneksi antara pikiran dan perasaan.