Ahmed dan timnya juga ingin melihat bagaimana penuaan dapat memengaruhi reward circuitry atau sirkuit sistem penghargaan di otak, karena tubuh memproduksi lebih sedikit dopamin seiring bertambahnya usia. Sirkuit sistem penghargaan adalah sekelompok struktur saraf yang bertanggung jawab dalam mendefinisikan arti-penting, pembelajaran asosiatif, dan emosi bervalensi positif, terutama yang melibatkan kesenangan sebagai komponen inti.
Dalam praktik penelitian, peserta diminta menggunakan lengan robot untuk mengoperasikan kursor di layar komputer. Tujuannya adalah untuk mencapai target tertentu di layar. Jika berhasil mencapai target, peserta akan diberi hadiah berupa suara “bing”.
Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa muda dan tua mencapai target lebih cepat ketika mereka tahu mereka akan mendengar “bing”.
Namun, para ilmuwan mengatakan mereka mencapai hal ini dengan cara yang berbeda. Orang dewasa yang lebih muda hanya menggerakkan lengan mereka lebih cepat sementara orang dewasa yang lebih tua meningkatkan waktu reaksi mereka, memulai jangkauan mereka dengan lengan robot rata-rata sekitar 17 milidetik lebih cepat.
Para peneliti yakin temuan mereka dapat membantu menghasilkan alat diagnostik baru untuk gangguan terkait gerakan.
"Perlambatan pergerakan seiring bertambahnya usia dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup kita,” jelas Ahmed, kepada Medical News Today. "Selain itu, perlambatan pergerakan tidak hanya terjadi seiring bertambahnya usia tetapi merupakan gejala dari sejumlah gangguan neurologis."
Setelah meninjau penelitian ini, Clifford Segil, seorang ahli saraf di Providence Saint John's Health Center di Santa Monica, California, mengatakan dia setuju dengan penelitian yang menganjurkan agar seseorang terus berolahraga seiring bertambahnya usia, meskipun diperlukan lebih banyak energi untuk melakukan aktivitas yang sama. Oleh karenanya sangat penting dipupuk sejak masih muda.