Ada beberapa alasan mengapa evolusi kita mungkin memberikan reaksi ini sebagai respons terhadap air. Salah satu teori adalah bahwa kulit keriput ini meningkatkan cengkeraman kita, atau kemampuan kita untuk mempertahankan pegangan pada objek basah. Dalam konteks sejarah, ini bisa jadi bermanfaat bagi nenek moyang kita dalam mengambil makanan dari air atau bertahan hidup di lingkungan lembap. Dengan kata lain, keriput pada jari-jari saat terendam air bisa jadi adalah adaptasi evolusioner yang membantu dalam regenerasi perilaku yang lebih efisien saat berada di lingkungan basah.
Penyebab mengapa jari kita keriput saat terendam air juga dapat dikaitkan dengan lamanya waktu kontak dengan air. Ketika terpapar air lebih lama, kulit akan menyerap lebih banyak air, dan reaksi neurologis yang tadi disebutkan akan menjadi lebih jelas. Ini berarti, jika kita hanya mencelupkan jari kita ke dalam air untuk waktu yang singkat, kita mungkin tidak melihat efek keriput yang sama seperti ketika kita merendam tangan atau kaki kita selama beberapa menit.
Menariknya, keriput ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk respons tubuh yang sangat kompleks yang tidak bisa diabaikan. Beberapa penelitian terbaru bahkan menunjukkan bahwa meskipun keriput terlihat mengganggu, mereka memiliki fungsi yang cukup signifikan bagi manusia. Oleh karena itu, meskipun tampaknya sepele dan biasa, alasan di balik fenomena ini bisa sangat mempengaruhi interaksi kita dengan lingkungan, terutama dalam situasi di mana air berperan.