Dopamin juga berkaitan dengan motivasi, penghargaan, dan emosi positif lainnya. Ketika kadar hormon ini menurun, kita lebih cenderung merasa lesu dan kurang antusias, yang semakin memperkuat kesan lambatnya waktu di bulan Januari.
Faktor lain yang turut berkontribusi adalah kesadaran terhadap waktu. Pada bulan Januari, kebanyakan orang tidak memiliki acara besar atau perayaan yang dinanti-nanti seperti di bulan Desember. Ketika tidak ada sesuatu yang diharapkan, kita menjadi lebih sadar akan setiap detik yang berlalu. Kesadaran ini memperkuat persepsi bahwa waktu berjalan sangat lambat.
Selain itu, manusia juga memiliki kemampuan yang buruk dalam menilai durasi waktu. Ketika kita menganggap sesuatu berlangsung lebih lama, keluhan dan perasaan negatif terhadap hal tersebut cenderung meningkat. Hal ini menjelaskan mengapa banyak orang merasa frustrasi dengan lamanya bulan Januari.
Jika disimpulkan, alasan mengapa Januari terasa begitu panjang dapat dirangkum dalam tiga poin utama:
- Kesadaran terhadap waktu: Tanpa sesuatu yang ditunggu-tunggu, kita menjadi lebih fokus pada berlalunya waktu.
- Kembalinya rutinitas: Transisi dari liburan penuh kebahagiaan ke rutinitas yang menantang membuat waktu terasa melambat.
- Peran hormon dopamin: Kadar dopamin yang lebih rendah di bulan ini memperlambat persepsi waktu.