Peran Sensitivitas dan Kondisi Fisik
Selain faktor psikologis, kondisi fisik juga bisa berkontribusi pada ejakulasi dini. Salah satu faktor yang sering dibahas adalah sensitivitas penis yang berlebihan. Beberapa pria memiliki saraf di area genital yang lebih sensitif daripada yang lain, yang membuat mereka lebih cepat bereaksi terhadap rangsangan. Ini bisa membuat mereka mencapai titik orgasme lebih cepat, tanpa bisa mengontrolnya.
Selain itu, ketidakseimbangan kimiawi di otak juga bisa menjadi penyebabnya. Kadar zat kimia seperti serotonin berperan dalam mengatur mood dan juga kontrol ejakulasi. Serotonin berfungsi untuk menunda orgasme. Jika kadar serotonin terlalu rendah, pria mungkin akan mengalami kesulitan menunda ejakulasi. Ini adalah salah satu alasan mengapa beberapa obat antidepresan yang meningkatkan kadar serotonin seringkali memiliki efek samping menunda ejeksi.
Beberapa kondisi medis juga bisa memengaruhi, meskipun dampaknya tidak selalu langsung. Misalnya, masalah pada kelenjar tiroid, peradangan pada prostat atau uretra, hingga kerusakan saraf akibat cedera atau penyakit. Meskipun tidak umum, kondisi-kondisi ini bisa saja menjadi penyebab ejakulasi dini pada beberapa kasus.
Gaya Hidup dan Kebiasaan yang Memengaruhi
Gaya hidup juga punya andil besar dalam masalah ejakulasi dini. Konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok bisa memengaruhi aliran darah dan fungsi saraf, yang pada akhirnya berdampak pada kemampuan seksual. Keduanya dapat memperburuk kondisi fisik dan mental, yang secara tidak langsung mempercepat ejakulasi.
Kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, dan kebiasaan tidur yang buruk bisa menyebabkan kelelahan dan penurunan stamina. Tubuh yang tidak fit akan kesulitan mengendalikan respons fisik, termasuk saat berhubungan intim. Sebaliknya, pria yang menjaga kesehatan fisik dengan olahraga teratur dan pola hidup sehat cenderung memiliki stamina dan kontrol yang lebih baik.