Tampang.com | Standar kecantikan yang terus berubah dan seringkali tidak realistis memiliki dampak yang signifikan pada persepsi diri dan kesehatan mental individu. Alih-alih menjadi aspirasi yang sehat, tekanan untuk memenuhi standar ini justru dapat mengikis rasa percaya diri dan membuat kita melupakan nilai diri yang sebenarnya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Konstruksi Sosial yang Terus Bergeser: Standar kecantikan bukanlah sesuatu yang alami atau universal. Ia adalah konstruksi sosial yang dibentuk oleh budaya, media, tren, dan bahkan industri komersial. Apa yang dianggap menarik dan ideal pada suatu waktu dan tempat, bisa sangat berbeda di waktu dan tempat lain. Ketika kita terpapar terus-menerus pada representasi kecantikan yang sempit dan seringkali tidak dapat dicapai, kita mulai menginternalisasinya sebagai patokan kebenaran. Kita lupa bahwa standar ini hanyalah produk dari kesepakatan sosial yang bisa berubah.
Paparan Media yang Tidak Realistis: Media massa, mulai dari iklan, film, majalah, hingga media sosial, memainkan peran besar dalam menyebarkan dan memperkuat standar kecantikan tertentu. Gambar-gambar yang diedit secara berlebihan, filter yang mengubah penampilan, dan representasi tubuh yang sangat kurus atau berotot menciptakan ilusi kesempurnaan yang jauh dari kenyataan. Paparan konstan terhadap citra-citra ini dapat memicu perbandingan sosial yang merugikan. Kita mulai membandingkan diri dengan versi "terbaik" orang lain yang seringkali palsu, dan merasa tidak cukup baik karenanya.