Namun demikian, kemajuan AI juga menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan manusia. Salah satu ancaman yang muncul adalah terkait dengan penggantian pekerjaan manusia oleh mesin dan robot. Banyak pekerjaan yang tadinya dilakukan oleh manusia kini dapat dilakukan dengan lebih efisien oleh mesin, sehingga menimbulkan ketakutan akan terjadinya pengangguran massal. Selain itu, kecerdasan buatan juga menimbulkan pertanyaan etika terkait dengan pengambilan keputusan. Bagaimana kita dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh mesin akan selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan? Hal ini menjadi penting terutama ketika AI digunakan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan manusia, seperti dalam sistem hukum, pengadilan, dan keamanan.
Selain ancaman terhadap lapangan kerja dan keputusan etis, perkembangan kecerdasan buatan juga menimbulkan kekhawatiran terhadap privasi dan keamanan data. Dengan kemampuan menganalisis data secara besar-besaran, terdapat risiko penyalahgunaan data yang dapat membahayakan privasi individu. Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat digunakan untuk kepentingan militer, yang dapat menimbulkan konsekuensi yang serius terhadap keamanan global.
Tentu saja, upaya telah dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dari perkembangan kecerdasan buatan. Dewan Etika AI, berbagai regulasi dan undang-undang, serta penerapan prinsip-prinsip keadilan dan keamanan data menjadi langkah penting untuk mengelola dampak sosial dari perkembangan teknologi AI. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan kecerdasan buatan secara etis juga merupakan faktor kunci dalam meminimalisir ancaman terhadap kemanusiaan.