Tampang

Dulu Mandi Jadi Atraksi Wisata? Begini Cerita Unik Orang Eropa Saat Hadapi Panasnya Indonesia

4 Mei 2025 08:55 wib. 44
0 0
Dulu Mandi Jadi Atraksi Wisata? Begini Cerita Unik Orang Eropa Saat Hadapi Panasnya Indonesia
Sumber foto: iStock

Bayangkan Jakarta pada tahun 1861. Saat itu, kota ini masih asri, sepi, dan belum padat seperti sekarang. Suasananya masih cocok untuk dijadikan tujuan wisata, tetapi suhu tropisnya tetap menjadi tantangan besar bagi orang Eropa yang terbiasa dengan cuaca dingin. Mereka merasa harus segera mandi setelah menjalani aktivitas di luar ruangan untuk mendinginkan badan yang sudah dipenuhi keringat.

Namun, karena belum terbiasa, banyak dari mereka bahkan tidak tahu cara mandi yang sesuai dengan kebiasaan tropis. Di sinilah masyarakat lokal memainkan peran penting. Mereka memperkenalkan cara mandi khas Indonesia—dengan mengguyur air dari ember atau bak menggunakan gayung. Menurut Sunjayadi, para tamu asing sangat antusias mengikuti aktivitas ini dan merasa segar kembali setelahnya.

Ketika Hotel Menjual Pengalaman Mandi Sebagai Paket Wisata

Tingginya antusiasme orang asing terhadap mandi menjadi peluang bisnis tersendiri. Salah satu hotel yang melihat celah ini adalah Hotel de l’Univers, yang berlokasi di kawasan Molenvliet, Batavia—yang kini menjadi Jl. Gajah Mada dan Jl. Hayam Wuruk di Jakarta.

Pada tahun 1861, hotel ini menciptakan pengalaman yang dikemas dalam sebuah paket wisata unik, dengan mandi sebagai salah satu daya tarik utamanya. Namun, mandi bukan satu-satunya aktivitas yang ditawarkan dalam paket tersebut.

Menurut Sunjayadi, paket yang ditawarkan Hotel de l’Univers dimulai dengan menyajikan rijsttafel, sebuah sajian makan siang khas Hindia Belanda yang mewah dan lengkap. Setelah makan siang, para tamu akan diarahkan untuk menjalani siesta atau waktu istirahat. Mereka bisa tidur di kamar atau bersantai di kursi malas yang tersedia di serambi hotel.

Selama masa istirahat, para tamu dianjurkan untuk tidak berjalan-jalan di luar ruangan dan menghindari terik matahari agar tubuh tetap dalam kondisi nyaman. Setelah melewati waktu siang, tepat pukul 4 sore, para tamu akan disuguhkan teh oleh babu lokal, yang menjadi bagian dari pengalaman kolonial saat itu. Barulah setelah itu, mereka diarahkan untuk mandi di bak mandi besar yang berisi air segar untuk menutup hari dengan rasa nyaman.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?