Terlebih lagi, kritik sering kali disertai dengan analisis atau pembelajaran yang lebih mendalam. Dalam banyak situasi, kita cenderung merenungkan kritik yang kita terima, berusaha memahami mengapa kritik itu diberikan dan bagaimana kita dapat memperbaiki diri. Proses berpikir ini menambah kedalaman pengolahan informasi kritik, membuatnya lebih mungkin teringat daripada pujian yang cenderung lebih ringan dan tidak memicu refleksi mendalam.
Selain itu, ada juga faktor sosial yang berperan. Dalam masyarakat kita, ada norma yang membuat kritik tampak lebih erius dibandingkan pujian. Pujian sering kali dianggap sebagai hal yang biasa, sedangkan kritik dapat mengubah cara orang memandang kita. Ketika seseorang memberikan pujian, kita sering kali merasa baik-baik saja, tetapi kritik dapat membuat kita merasa terancam atau kehilangan posisi sosial. Fenomena ini menunjukkan bahwa pengaruh sosial juga dapat memperkuat ingatan kita tentang kritik.
Aspek lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita membangun narasi tentang diri kita sendiri. Ketika kita mengingat pengalaman, kita sering kali membangun cerita tentang siapa kita dan apa yang kita lakukan. Kritik dapat berfungsi sebagai titik acuan yang mengubah narasi diri kita, sedangkan pujian sering kali tidak menciptakan tahapan perubahan yang sama. Dengan kata lain, kritik memiliki daya tarik naratif yang lebih kuat dan mempengaruhi citra diri kita dengan cara yang lebih signifikan.