Bermain game pada dasarnya memang menyenangkan, apalagi bila memiliki banyak waktu senggang untuk bermain. Namun, apabila Si Kecil tak henti-hentinya bermain game, di sini ibu perlu harap-harap cemas. Pasalnya, untuk sebagian orang bermain game bisa bersifat adiktif, alias kecanduan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kecanduan game digolongkan sebagai gangguan mental. Bermain game pada dasarnya memang menyenangkan, mengusir jenuh, hingga bisa mengisi waktu luang. Bermain game bisa mengaktifkan banyak bagian dalam otak, termasuk “sirkuit kesenangan”. Namun, kalau kegiatan mengasyikan ini sudah menyita banyak waktu, bahkan membuat Si Kecil kecanduan, bisa repot masalahnya.
Pasalnya, WHO telah menetapkan bahwa kecanduan game atau game disorder sebagai gangguan mental. Para ahli di WHO menambahkan kecanduan game ke dalam International Statistical Classification of Diseases (ICD) ke-11 . Menurut draf dokumen ICD, kecanduan game adalah pola perilaku bermain game yang terus-menerus atau berulang yang begitu parah, sehingga "mendahulukan (game) dari kepentingan hidup lainnya". Bahkan, di beberapa negara telah mengidentifikasi bahwa kencanduan game sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama.
Menurut Dr. Richard Graham, pakar technology addiction specialist (spesialis kecanduan teknologi), di Rumah Sakit Nightingale di London, masuknya kecanduan game dalam ICD disambut baik oleh pakar-pakar kesehatan. Menurutnya, "Ini (kecanduan game) penting karena menciptakan peluang untuk layanan yang lebih terspesialisasi. Kondisi ini menjadi sesuatu yang harus dianggap serius."
ICD adalah sistem yang berisi daftar penyakit beserta gejala, tanda, dan penyebab yang dikeluarkan WHO. Nah, kecanduan game ini kini telah dimasukkan para ahli ke dalam daftar disorders due to addictive behavior. Dengan kata lain, penyakit yang disebabkan karena kebiasaan atau kecanduan. Lalu, kecanduan seperti apa yang mesti diwaspadai?
Kecanduan game ini bisa dikatakan sebagai penyakit bila memenuhi tiga hal:
1. Bila gamer (pemain game) tak bisa mengendalikan kebiasaan bermain game.
2. Mulai memprioritaskan game di atas kegiatan lainnya.
3. Terus bermain game meski ada konsekuensi negatif yang jelas terlihat.
Nah, ketiga tanda di atas mesti terjadi atau terlihat selama satu tahun sebelum diagnosis dibuat. Untungnya, tidak semua jenis game bersifat adiktif dan bisa menyebabkan gangguan. Menurut WHO, nge-game hanya disebut gangguan mental bila kegiatan itu bisa mengganggu atau merusak kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan, sosial, dan pendidikan. Lantas, bagaimana cara agar Si Kecil tak kecanduan nge-game? Nah, setidaknya ada beberapa cara yang bisa ibu coba.