Menurut Ida, pemerintah perlu mendorong pendidikan dan pelatihan kerja untuk terus beradaptasi dengan kebutuhan pasar kerja. Ia juga menyatakan pentingnya penyesuaian pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan pasar kerja untuk mengatasi tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menyatakan bahwa pemerintah perlu mencari solusi untuk mengurangi pengangguran, terutama di kalangan Gen Z yang saat ini porsinya dinilai relatif besar. Menurutnya, proses identifikasi kelompok pendidikan mana yang mendominasi karakteristik pengangguran di Indonesia menjadi penting karena akan berhubungan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja.
Yusuf juga menegaskan pentingnya kolaborasi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur, terutama di periode bonus demografi di Indonesia. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa program Kartu Prakerja yang dimiliki pemerintah harus diimbangi dengan upaya menciptakan lapangan kerja yang lebih besar.
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI), Ronny P. Sasmita, menyoroti urgensi akselerasi investasi agar semakin banyak lapangan kerja tersedia. Menurutnya, pemerintah juga harus mendorong investasi di sektor-sektor sesuai dengan passion dan skill yang dimiliki anak muda, seperti sektor ekonomi digital, ekonomi kreatif, dan pariwisata. Ronny juga mengingatkan pentingnya program-program pelatihan kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.