Sementara itu, penghasilan bersih dilaporkan sebesar 24,98 miliar yuan (Rp 54,7 triliun), naik dari angka 15,54 miliar yuan (Rp 34 triliun) pada tahun sebelumnya. PDD juga melaporkan laba yang disesuaikan sebesar 18,59 yuan (Rp 40.700) per saham, lebih rendah dari estimasi semula sebesar 19,79 yuan (Rp 43.400) per saham. Dalam menghadapi situasi ini, eksekutif perusahaan telah mengumumkan penerapan sejumlah kebijakan pengurangan biaya dan dukungan pedagang.
Tidak hanya itu, kehilangan pendapatan telah terjadi pada kuartal kedua. Saham PDD juga mengalami penurunan terbesar, yang menyebabkan kapitalisasi pasar perusahaan menghilang hampir sebesar US$55 miliar (Rp 874,2 triliun).
Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah mengambil langkah untuk melarang aplikasi tersebut beroperasi di dalam negeri dan telah diblokir. Hal ini dikarenakan harganya yang mirip dengan produk-produk lokal, yang berpotensi mengganggu keberlangsungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tanah air.