“Sekarang beli beras cuma 2 liter, dulu bisa 5. Cabai cukup seruas jari aja,” kata Yayan, seorang buruh harian di Jakarta Timur. Ia menambahkan bahwa lebaran tahun ini harus lebih hemat karena penghasilan tak sebanding dengan harga di pasar.
Distribusi Tersendat, Biaya Transportasi Tinggi
Salah satu penyebab utama kenaikan harga adalah gangguan distribusi dan tingginya biaya logistik. Kenaikan harga BBM dan kemacetan distribusi menjelang musim liburan menyebabkan pasokan menjadi terbatas di banyak daerah, terutama luar Pulau Jawa.
“Biaya pengiriman dari petani ke pasar melonjak. Sopir truk minta tambahan karena BBM naik dan jalanan macet parah,” ujar pengelola gudang pangan di wilayah Indramayu. Hal ini membuat harga barang melonjak begitu sampai ke tangan pedagang pasar.
Pemerintah Diminta Turun Tangan, Jangan Hanya Imbauan
Meski pemerintah telah mengeluarkan imbauan agar harga pangan tetap stabil, kenyataannya di lapangan tidak banyak berubah. Operasi pasar dan distribusi bahan pokok bersubsidi dinilai belum merata, dan hanya menyentuh sebagian kecil masyarakat.
Pengamat ekonomi dari Universitas Nasional, Dimas Herlambang, menyebutkan bahwa strategi penanggulangan inflasi menjelang hari besar harus lebih konkret. “Langkah seperti kontrol harga dan distribusi stok harus benar-benar dijalankan, bukan hanya pernyataan di media,” tegasnya.