Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 tumbuh sebesar 1,8% menjadi US$ 407,3 miliar atau setara dengan Rp6,57 kuardriliun. Kenaikan ini disebabkan oleh sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral, serta sektor swasta. Perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan domestik, seiring dengan sentimen positif kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Sementara itu, ULN swasta pada Mei 2024 tercatat US$ 197,6 miliar atau setara dengan Rp3,18 kuardriliun, mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,4% (yoy). Hal ini melanjutkan kontraksi pada April 2024 sebesar 2,8% (yoy). Perkembangan ULN ini terutama bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) yang terkontraksi sebesar 2,6% (yoy), sedangkan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) tumbuh sebesar 0,1% (yoy).
ULN swasta terbesar berasal dari sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian, mencapai pangsa 78,9% dari total ULN swasta. ULN swasta juga didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1% terhadap total ULN swasta.